HPTU & PPTU Tanaman Cabai  

Posted by widyariska in

BAB I

PENDAHULUAN

    1. Latar belakang

    Tanaman cabai (Capsicum Annum varlongum) adalah salah satu komoditas sayuran yang mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif yang banyak diusahakan oleh petani dalam berbagai skala usahatani. Karena buahnya selain dijadikan sayuran atau bumbu masak juga mempunyai kapasitas menaikkan pendapatan petani, sebagai bahan baku industri, memiliki peluang eksport, membuka kesempatan kerja serta sebagai sumber vitamin C.

    Untuk itu budidaya cabai di Indonesia tentu sangat diperlukan karena kebutuhan akan konsumsi cabai juga tidak sedikit. Dalam suatu budidaya tanaman tentu petani tidak akan lepas dari gangguan hama dan penyakit. Ancaman gangguan tersebut tentu saja dapat merugikan petani. Oleh karena itu, perlu adanya pengetahuan tentang bagaimana cara pengendalian hama dan penyakit tersebut dengan benar sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.

    Hama itu sendiri adalah binatang atau sekelompok binatang yang pada tingkat populasi tertentu menyerang tanaman budidaya sehingga dapat menurunkan produksi baik secara kualitas maupun kuantitas dan secara ekonomis merugikan. Sedangkan penyakit yang sering menjangkiti tanaman adalah jamur yang berkembang biak melalui pengeluaran spora yang tersebar melalui media udara, air serta tanah. Penyakit yang timbul juga dapat disebabkan oleh bakteri, virus dan protozoa.

    Hama dan penyakit dalam penyerangannya akan menimbulkan ciri gejala yang berbeda-beda. Dari ciri gejala tersebut akan dapat diketahui jenis-jenis hama dan bagaimana cara pengendalian yang benar. Dalam makalah ini membahas lebih detail mengenai hama penting dan penyakit penting yang menyerang tanaman cabai.

    1. Tujuan

    adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut,

    • Untuk memahami pengertian hama dan penyakit tanaman cabai
    • Untuk mengetahui jenis-jenis hama yang menyerang tanaman cabai
    • Untuk mengetahui jenis-jenis hama yang menyerang tanaman cabai
    • Untuk mengetahui cara pengendalian hama yang menyerang tanaman cabai
    • Untuk mengetahui cara pengendalian penyakit yang menyerang tanaman cabai

    1. Tempat dan Watu

    Tempat : Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso Malang

    Hari : Senin, 16 November 2009

    Waktu : 16.00 WIB

    1. Tinjauan Pustaka
  1. Klasifikasi Tanaman Cabai

    Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.

    • Kingdom : Plantae
    • Divisio : Magnoliophyta
    • Kelas : Magnoliopsida
    • Ordo : Solanales
    • Famili : Solanaceae
    • Genus : Capsicum
    • Spesies : Capsicium Frutescens

    Capsicium Frutescens merupakan tanaman perdu tinggi antara 50 cm sampai 150 cm. Di Jawa lebih dikenal dengan nama cabe rawit. Berikt ciri-ciri morfologi tanaman ini:

    • Batang : batang berbiku-biku atau bagian atasnya bersudut, dan tidak berbulu.
    • Daun : daunnya berbentuk bundar telur sampai lonjong atau bundar telur meruncing, 1 cm sampai 12 cm. Tidak berbulu atau 2 sampai 3 bunga letaknya berdekatan.
    • Bunga

      Mahkota bunga : mahkota bunga berbentuk bintang, berwarna putih,, putih kehijauan atau kadang-kadang ungu. Mempunyai garis tengah 1,75 mm sampai 2 mm.

      Kelopak bunga : kelopak bunga berbulu dan tidak berbulu. Mepunyai panjang 2 mm sampai 3 mm.

    • Buah : buah tegak kadang-kadang pada tanaman hibrid buah merunduk, berbentuk, berbentuk bulat telur, jorong panjang 0,75 mm sampai1,50 mm. Lebar 2,5 cm sampai 12 cm. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan dan putih. Apabila masak berwarna merah terang dan bila setengah masak berwarna hijau rumput

  1. Jenis-Jenis Hama pada Tanaman Cabai
  1. Ulat tanah (Agrotis Ipsilon)

    Ulat tanah memiliki ciri-ciri badan berwarna coklat kehitaman agak mengkilat, beruas-ruas, liat, dan lunak. Panjang tubuhnya 2-5 cm. Kupu-kupunya berwarna coklat tua dengan bagian sayap depannya berwarna garis-garis dan terdapat titik-titik. Pada siang hari, ulat tanah berada dalam tanah sekitar tanaman, sedangkan pada malam hari ulat menyerang pada tanaman. Tanaman cabai yang diserang ulat ini, daun-daun yang terletak pada tunas-tunas yang masih muda berlubang-lubang tidak beraturan dan tangkai daun rebah. Jika yang terserang batangnya, maka batang yang terletak di permukaan tanah (pangkal batang) tampak terpotong. Pengendalian nonkimiawi dilakukan dengan mengumpulkan ulat pada pagi atau siang hari, dari tempat yang dicurigai bekas serangannya untuk segera dibunuh, menjaga kebersihan kebun dan pergiliran tanam. Pengendalian kimiawi dengan menggunakan insektisida Furadan 3G atau Indofuradan 3G pada saat tanam atau disemprot Hostathion 40 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.

    Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.

  1. Thrips

    Thrips adalah serangga kecil yang pada dewasa dan nimfa memakan daun dan membentuk gulungan daun dengan aksis longitudinal untuk perlindungan dirinya. Hama dewasa sering ditemukan dalam gulungan daun bagian atas. Hama ini biasanya pada musim kemarau, dan hilang dengan sendiriya pada musim hujan karena tercuci oleh air hujan. Trhips dapat terbang jauh untuk mencari tanaman atau rerumputan yang dapat menjadi inangnya. Telur serangga biasanya diletakkan pada daun muda secara teratur. apabila telah berkembang menjadi larva maka akan memakan daun bagian atas tanaman. Pengendalian secara budidaya dapat dilakukan dengan cara menggenangi tanaman sampai air menutupi tanaman selama 2 hari pada saat tanaman padi masih muda. Selain itu juga dapat dikendalikan dengan pestisida sestemik, seperti insektisida butiran.

    Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.

  1. Ulat grayak (Spodoptera litura)

    Termasuk Ordo Lepidoptera, famili Noctuidae. Ulat grayak sering disebut dengan ulat tentara (army worm). Telur berkelompok hingga 400 butir dan ditutup dengan lapisan lilin berwarna cokelat keabu-abuan. Setiap imago betina mampu produksi telur hingga 1500 butir. Larva berwarna hijau dengan garis putih di sepanjang tubuhnya. Semakin dewasa garis berubah menjadi cokelat kehitaman. Pupa berwarna cokelat kehitaman dan berada didalam tanah. Perkembangan telur hingga menjadi ngengat selama satu bulan. Ulat ini biasanya menyerang tanaman cabai dengan memotong batang bibit. Pengendalian dilakukan dengan pengolahan tanah yang baik, irigasi yang baik, membersihkan gulma disekitar tanaman. Penggunaan insektisida berupa insektisida sistemik atau insektisida racun perut.

    Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.

  1. Lalat buah (Bactrocera dorsalis)

    Kehadiran lalat ternyata tidak hanya mengganggu sekaligus menjijikkan namun bisa menjadi hama perusak khususnya tanaman cabai. Buah cabai yang tinggal panen bisa menjadi rusak dalam sekejap akibat tusukan ovopositornya pada buah serta meletakkan telur, menetas menjdi larva yang kemudian merusak cabai dari dalam. Kerusakan buah dari luar bisa kita perhatikan dari bekas tusukan yang berupa bintik hita. Pengendalian kultur teknis dapat dilakukan dengan membuat perangkapyang telah diberi sex feromon. Hal ini karena lalat buah betina sangat tertarik dengan bau lalat buah jantan, dapat juga menggunakan perangkap kuning. Ada beberapa cara lain pengendalian lalat buah yang dianjurkan, diantaranya yaitu pembungkusan buah, pengasapan, sanitasi kebun, dengan perangkap/atraktan, dan dengan penggunaan pestisida kimia.

    Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.

  1. Tungau (Hemitarsonemus latus)

    Tungau bersifat parasit karena merusak daun, batang dan buah yang mengakibatkan perubahan warna dan bentuk, sehingga lama kelamaan akan rontok. Dalam klasifikasi tungau termasuk ordo Acarina. Tungau berukuran sangat kecil, besarnya kurang lebih 0,5 mm, berkulit lunak dengan kerangka chitin. Warnanya bermacam-macam dari hijau sampai merah. Badannya tidak beruas, dan kepalanya menjadi satu dengan badan. Pengendalian hama ini dapat menggunakan musuh alami, sedangkan untuk pengendalian secara kimia dapat menggunkan akarisida.

    Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.

  1. Kutu daun (Aphid sp)

    Aphids merupakan serangga hama yang juga andil dalam merusak perkembangan cabai. Serangannya hampir sama dengan tungau namun akibat cairan dari daun yang dihisapnya menyebabkan daun melengkung ke atas, keriting dan belang-belang hingga akhirnya dapat menyebabkan kerontokan. Kutu ini mampu berkembang biak dengan cepat karena selain bisa memperbanyak dengan perkawinan biasa, dia juga mampu bertelur tanpa pembuahan. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan menyemprot insektisida.

    Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.


  1. Jenis-Jenis Penyakit pada Tanaman Cabai
  1. Antraknosa

    Tidak ada yang memungkiri bahwa antracnose atau yang lebih dikenal dengan istilah pathek adalah penyakit yang hingga saat ini menjadi momok bagi petani cabai. Penyebab penyakit ini tidak lain adalah jamur Colletotrichum capsici. Jamur ini menyerang buah cabai baik yang masih hijau maupun buah yang sudah masak. Penyakit ini sangat mudah menyebar ke buah atau tanaman lain. Penyebarannya tidak hanya melaui sentuhan antara tanaman saja, melainkan juga bisa dilakukan karena percikan air, angin, maupun melalui vektor. Gejala awal yang dapat dikenali dari serangan penyakit ini adalah adanya bercak yang agak mengkilap, sedikit terbenam dan berair. Lama kelamaan busuk tersebut akan melebar membentuk lingkaran konsebtris. Pencegahan dapat dilakukan dengan pembersihan atau pembuangan bagian tanaman yang terserang. Secara kimia dapat disemprot dengan fungisida sistemik.

    Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.

  1. Layu bakteri

    Bakteri penyebab layu merupakan penyakit kedua yang meresahkan petani setelah antraknosa. Penyebab layu bakteri ini adalah Pseudomonas solanacearum yang serangannya ditandai dengan gejala layu pada tanaman cabai yang mengalami kesembuhan pada waktu sore hari, tetapi lama kelamaan kelayuannya terjadi secara keseluruhan dan menetap. Bakteri ini biasanya ditularkan melalui tanah, benih, bibit, sisa-sisa tanaman, pengairan, nematoda, atau alat-alat pertanian. Selain itu bakteri ini mampu bertahan selama bertahun-tahun di dalam tanah dalam keadaan tidak aktif. Pengendalian dapat dilakukan dengan menyingkirkan tanaman yang terserang, melakukan rotasi tanamaan dengan tanaman yang tidak sefamili. Secara kimiawi, penyakit ini dapat dicegah dengan larutan Kocide.

    Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.

      1. Puru akar

    Puru akar disebabkan oleh nemtoda yaitu Meloidogyne sp. Nematoda ini merupakan patogen pengganggu tanaman yang menyerang daerah perakaran tanaman cabe. Jika tanaman terserang maka transportasi bahan makanan terhambat dan pertumbuhan tanaman terganggu. Selain itu kerusakan akibat nematode dapat memudahkan bakteri masuk dan mengakibatkan layu bakteri. Pencegahan yang efektif adalah dengan menanam varietas cabai yang tahan terhadap nematode dan melakukan penggiliran tanaman. Dan apabila lahan yang ditanami merupakan daerah endemi, pemberian nematisida dapat diberikan bersamaan dengan pemupukan.

    Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.

  1. Bercak daun

    Penyakit bercak daun cabai disebabkan oleh cendawan Cercospora capsici. Penyakit ini ditandai dengan adanya bercak-bercak berupa bulatan seperti cacar pada daun. Bila dibiarkan akan menyebabkan daun-daun cabai gugur sehingga pertumbuhan kurang optimal. Gejala pada daun tersebut adalah gejala serangan awal pada daun, apabila dibiarkan, akan menyerang batang, tangkai daun serta tangkai bunga. Cendawan penyebab bercak daun ini dapat bertahan hidup pada sisa-sisa tanaman. Pengendalian terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan membuang tanaman yang terserang sekaligus membersihkan sanitasi lingkungan tanaman. Secara kimia dapat juga dicegah dengan fungisida kontak bahan aktif tembaga hidroksida.

    Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.

  1. Layu fusarium

    Penyakit layu Fusarium menyebabkan tanaman layu dan mati. Penyebabnya adalah Fusarium oxysporium. Cendawan ini berkembang pesat pada suhu 21-33oC dengan suhu optimum 28oC. Cendawan hidup dalam tanah dan menginfeksi tanaman melalui akar yang terluka karena alat pertanian atau karena serangan nematoda. Setelah menginfeksi, cendawan ini akan menjalar ke batang dan menetap pada berkas pembuluh pengangkutan dan merusak jaringan tersebut.

    Gejala tanaman yg terserang layu Fusarium adalah pada mulanya tulang daun menguning, kemudian bercak kuning tersebut menjalar ke tangkai daun dan daun. Selanjutnya daun menjadi layu. Jika cendawan sudah menyerang batang maka seluruh tanaman akan layu, Kelayuan tanaman bersifat mendadak dan tetap (tidak bisa kembali sehat). Pengendalian terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan membuang tanaman yang terserang sekaligus membersihkan sanitasi lingkungan tanaman. Secara kimia dapat juga dicegah dengan fungisida kontak bahan aktif tembaga hidroksida.

    Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.

  1. Busuk buah

    Busuk buah disebabkan oleh cendawan Phytophtora capsici, bentuk dan ukuran sporangium sangat bervariasi, bulat sampai lonjong memanjang. Jamur ini dapat terbawa biji, dan dapat bertahan cukup lama dalam tanah. Gejala serangan pada buah cabai tampak mula-mula bercak kecil kebasahan, berwarna hijau suram, yang meluas cepat sehingga meliputi seluruh buah. Buah mengering dengan cepat, biji terserang menjadi coklat dan keriput. pengendalian secara kultur teknis dapat dilakukan dengan jarak tanam yang cukup, membersihkan gulma, dan segera menghilangkan buah yang terinfeksi. Pengendalian kimia dapat dilakukan dengan menyemprotkan fungisida.

    Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.

  1. Mosaik

    Penyebab penyakit ini adalah Cucumber Mosaik Virus (CMV). CMV ditularkan secara mekanik dengan gosokan maupun oleh kutu daun. Bisa juga terdapat pada gulma di sekeliling tanaman cabai. Gejala mula-mula tampak sebagai menguningnya tulang-tulang daun. Daun menjadi belang hijau muda dan hijau tua. Daun menjadi lebih sempit dan lebih kecil dari biasa. Jika tanaman terinfeksi pada waktu masih muda, tanaman terhambat pertumbuhannya dan kerdil. Tanaman sakit menghasilkan buah yang kecil-kecil dan sering tampak berjerawat. Pengendalian dapat dilakukan dengan memberantas gulma, menangani persemaian dengan hati-hati dan segera mencabut tanaman yang terinfeksi virus CMV.

Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.


  1. Cara-Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Cabai

    Ada beberapa cara pengendalian hama dan penyakit penting tanaman cabai, diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Pengendalian fisik-mekanik

    Pengendalian fisik dan mekanik memiki tujuan langsung dan tidak langsung. Diantaranya mematikan hama, menggangu aktivitas fisiologi hama yang normal dengan cara lain dan diluar pestisida, dan mengubah lingkungan sedemikian rupa sehingga lingkungan menjadi kurang sesuai bagi kehidupan hama.

    Pengendalian secara fisik dan mekanik antara lain adalah dengan cara penggunaan penghalang fisik, pembakaran, Organisme Penganggu Tanaman pemanasan, gelombang suara, radiasi cahaya, lampu perangkap, pengapasan, dan lain – lain. Pengendalian hama dan gulma secara manual atau dengan menggunakan alat dan mesin pertanian juga dapat digolongkan sebagai cara pengendalian mekanik.

  1. Pengendalian hayati

    Pengendalian hayati adalah taktik pengelolaan hama yang dilakukan secara sengaja dengan memanfaatkan atau memanipulasikan musuh alami untuk menurunkan atau mengendalikan populasi hama. Usaha pengendalian hama yang mengikutsertakan organisme hidup, oleh karena itu pengendalian hama dengan teknik jantan mandul, varietas tahan hama, dan manipulasi genetik termasuk dalam pengertian pengendalian hayati.

    Pengendalian hayati pada dasarnya adalah usaha untuk memanfaatkan dan menggunakan musuh alami sebagai pengendali populasi hama yang merugikan.Pengendalian hayati sangat dilatarbelakangi oleh berbagai pengetahuan dasar ekologi, terutama teori tentang pengaturan populasi oleh pengendali alami dan keseimbangan ekosistem. Musuh alami dalam fungsinya sebagai pengendali hama bekerja secara tergantung kepadatan, sehingga keefektifannya ditentukan pula oleh kehidupan dan perkembangan hama yang bersangkutan. Ketersediaan lingkungan yang cocok bagi perkembangan musuh alami merupakan prasarat akan keberhasilan pengendalian hayati. Perbaikan teknologi introduksi, mass rearing dan pelepasan di lapangan akan mendukung dan meningkatkan fungsi musuh alami.

  1. Pengendalian varietas tahan

    Pengedalian varietas tahan merupakan pengendalian menggunakan varietas tanaman yang tahan dengan serangan hama dan penyakit cabai agar tanaman bisa berproduksi dengan baik. Penggunaan varietas tahan bukan berarti bahwa tanaman bebas dari hama dan penyakit. Melainkan dapat mengurangi resiko kerugian hasil produksi akibat dari serangan hama dan penyakit.

  1. Pengedalian kultur teknis

    Pengendalian secara kultur teknis pada dasarnya adalah menggunakan cara-cara budidaya atau agronomi untuk mencapai tingkat produksi yang tinggi, dan cara-cara tersebut mampu menurunkan hama dan penyakit tanaman padi tersebut.

    Ada beberapa keuntungan dengan cara ini yaitu:

    1. Tidak menimbulkan efek buruk bagi lingkungan.
    2. Murah dan mudah dilaksanakan oleh para petani.
    3. Dapat dikombinasikan dengan komponen pengendalian.

Namun ada juga kerugiannya yaitu:

    1. Memerlukan waktu yang lama dan harus dirancang jauh sebelumnya.
    2. Hasilnya tidak cepat dilihat, dan tidak mampu mengendalikan semua jenis hama.

  1. Pengendalian kimiawi

    Pengendalian hama secara kimiawi merupakan upaya pengendalian pertumbuhan hama tanaman menggunakan zat kimia pembasmi hama tanaman yaitu pestisida. Definisi dari pestisida, ‘pest” memiliki arti hama, sedangkan “cide” berarti membunuh, sering disebut “pest killing agent”.

    Penggunaan bahan kimia untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) sebenarnya telah dilakukan sejak berabad-abad yang lalu seperti penggunaan bubur Bordeaux, campuran kapur dan belerang, larutan arsenik, ataupun insektisida alami. Hampir setiap usaha pertanian sejumlah bahan kimia digunakan untuk memberantas gulma, hama dan penyakit. Sehingga saat ini banyak sekali jenis pestisida yang digunakan untuk memberantas gangguan hama dan penyakit terhadap tanaman.

    Dalam pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah sebagai alternatif terakhir. Dan belajar dari pengalaman, Pemerintah saat ini tidak lagi memberi subsidi terhadap pestisida. Namun kenyataannya di lapangan petani masih banyak menggunakannya. Untuk itu penting adanya pengetahuan tentang penggunaan pestisida yang benar sebelum mengaplikasikannya pada budidaya tanaman cabai.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hama yang Ditemukan pada Tanaman Cabai

    1. Thrips

    Ciri-ciri hasil pengamatan : berukuran kecil, mempunyai 3 pasang tungkai, 1 pasang antena, bentuk tubuh memanjang.

    Gejala serangan : Serangga mengisap cairan daun dan bagian-bagian lain. Daun yang diisap berubah menjadi kuning, akhirnya keperakan atau coklat kemudian mengkerut/mengerting, sehingga daun layu.

    2. Kepik hijau

    Ciri-ciri hasil pengamatan : berwarna hijau, mempunyai 3 pasang tungkai, 1 pasang antena, dan bentuk tubuh menyerupai perisai. Pada tubuh terdapat 3 bintik berwarna hijau.

    Gejala serangan : Pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah cabai yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu.

    3. Kutu Daun

    Ciri-ciri hasil pengamatan : berukuran sangat kecil, berwarna hijau, mempunyai 3 pasang tungkai, 1 pasang antena, bentuk tubuh seperti buah pir.

    Gejala serangan : daun, pucuk, tangkai bunga dan bagian tanaman yang lain yang dihisap cairannya akan jadi keriting dan kecil warnanya belang kekuningan, layu dan akhirnya mati.

    4. Tungau

    Ciri-ciri hasil pengamatan : berukuran sangat kecil, warna kecoklatan, mempunyai 4 pasang tungkai, kepala menyatu dengan abdomen.

    Gejala serangan : daun menjadi kaku dan melengkung ke bawah. Pucuk daun seperti terbakar, tepi daun keriting. Serangan yang berat terutama pada musim kemarau, menyebabkan cabai tumbuh tidak normal dan daun-daunnya keriting.


2.2 Penyakit yang Ditemukan pada Tanaman Cabai

1. Bercak daun

Penyebab penyakit : cendawan Cercospora capsici

    Gejala serangan : gejala yang tampak dapat dilihat pada daun, tangkai dan batang. Bercak daun dapat menimbulkan defoliasi. Bercak berbentuk oblong (bulat) sirkuler dimana bagian tengahnya mongering berwarna abu-abu tua dan warna coklat dibagian pinggirnya, dan daun menjadi tua (menguning) sebelum waktunya, bercak berukuran 0,25 cm atau lebih besar bagi yang menyatu, bercak menyerupai mata kodok. Pada penampakan satu tanaman banyak daun yang menguning sebelum waktunya.

2. Bercak bakteri

    Penyebab penyakit : bakteri Xanthomonas campestris p.v. vesicatoria

    Gejala serangan : bagian tanaman yang terserang ialah daun dan ranting. Bercak awal pada daun berukuran kecil berbentuk sirkuler spot berair kemudian menjadi nekrotik dengan warna coklat di bagian tengah dan pucat pada pinggirnya. Pada bagian atas daun bercak seperti menonjol. Bercak yang menyatu akan berwarna coklat dengan pinggiran berwarna jerami. Gejala bercak bakteri pada daun dan ranting tidak berubah pada stadia pertumbuhan generatif.

3. Antraknosa

    Penyebab penyakit : cendawan Colletotrichum capsici

    Gejala serangan : gejala awal yang dapat dikenali dari serangan penyakit ini adalah adanya bercak yang agak mengkilap pada buah cabai, sedikit terbenam dan berair. Lama kelamaan busuk tersebut akan melebar membentuk lingkaran konsentris.

4. Embun tepung

    Penyebab penyakit : cendawan Leveilluca taurica

    Gejala serangan : bercak atau spot pucat atau kekuningan nampak pada permukaan daun bagian atas. Bila bercak-bercak ini menyatu menjadi klorosis yang lebih lebar pada daun. Pada bagian bawahdaun bercak berkembang menjadi jaringan yang nekrotik, kadang-kadang ditutupi dengan kapang miselium berwarna keabu-abuan. Penyakit menjalar dari daun tua ke daun muda dan seluruh daun menjadi gejala mencolok.

5. Mosaik keriting

    Penyebab penyakit : virus Cuxumber Mosaik Virus

    Gejala serangan : virus ini ditularkan oleh kutu daun. Tanaman mosaic warna belang antara hijau tua dan hijau muda. Kadang-kadang disertai dengan perubahan bentuk daun (cekung, keriting, atau memanjang). Serangan salah satu strain CMV sering menyebabkan bentuk daun menyempit seperti tali sepatu atau bercak berpola daun oak pada buah dan daun.

6. Busuk buah

    Penyebab penyakit : cendawan Phytophtora capsici

    Gejala serangan : buah cabai tampak mula-mula bercak kecil kebasahan, berwarna hijau suram, yang meluas cepat sehingga meliputi seluruh buah. Buah mengering dengan cepat, biji terserang menjadi coklat dan keriput.

2.3 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Cabai

    A. Pengendalian Hama Cabai

    1. Thrips

    Pengendalian fisik-mekanik : membakar sisa-sisa tanaman setelah panen, pergiliran tanaman dengan bukan tanaman inang.

    Pengendalian kultur teknis : dapat dilakukan dengan cara menggenangi tanaman sampai air menutupi tanaman selama 2 hari pada saat tanaman padi masih muda.

    Pengendalian kimiawi : menggunakan pestisida sestemik, seperti insektisida butiran.

    2. Kepik hijau

    Pengendalian fisik-mekanik : Pengendalian dilakukan dengan cara mengumpulkan telur-telur dari kepik hijau ini dan memusnahkan telur-telurnya.

    Pengendalian hayati : menggunakan predator belalang sembah dan laba-laba terhadap telur- nimfa, dan dewasa.

    Pengendalian kultur teknis : membersihkan rerumputan yang digunakan sebagai inang alternatif dan pengaturan pola tanam dengan meanam tanaman lain.

    Pengendalian kimiawi : pemberian insektisida dengan penyemprotan ternyata lebih efektif dibanding insektisida granular (butiran). Penyemprotan BVR atau PESTONA.

    3. Kutu Daun

    Pengendalian kultur teknis : dengan cara menanam tanaman perangkap (trap crop) di sekeliling kebun cabai.

    Pengendalian kimiawi : pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan menyemprot insektisida.

    4. Tungau

    Pengendalian fisik-mekanik : tanaman muda (masa bunga pertama) sampai umur 35 hari yang memperlihatkan daun ngelinting segera dipangkas daunnya.

    Pengendalian kimiawi : menggunakan akarisida.

    B. Pengendalian Penyakit pada Tanaman Cabai

    1. Bercak daun

    Pengendalian kultur teknis : pemupukan yang berimbang, intercropping, penggunaan mulsa plastik perak.

    Pengendalian fisik-mekanik : dapat dilakukan dengan membuang tanaman yang terserang sekaligus membersihkan sanitasi lingkungan tanaman.

    Pengendalian kimiawi : secara kimia dapat juga dicegah dengan fungisida kontak bahan aktif tembaga hidroksida.

    2. Bercak bakteri

    Pengendalian kultur teknis : tanah yang terkontaminasi jangan digunakan, penyiangan gulma dari lahan sebelumnya,pemupukan yang berimbang, peninggian guludan, intercropping antara cabai dan tomat, penggunaan mulsa plastik perak, penyulaman tanaman yang terinfeksi.

    Pengendalian kimiawi : menggunakan baterisida.

    3. Antraknosa

    Pengendalian kultur teknis : pemupukan berimbang, intercropping cabai dengan tomat, dan penggunaan mulsa plastik perak.

    Pengendalian kimiawi : menggunakan fungisida sistemik.

    4. Embun tepung

    Pengendalian fisik mekanik : membuang tanaman yang terkena jamur.

    Pengendalian kultur teknis : pemupukan yang berimbang.

    Pengendalian kimiawi : menggunakan fungisida sistemik.

    5. Mosaik keriting

    Pengendalian fisik mekanik : segera mencabut tanaman yang terinfeksi virus tersebut.

    Pengendalian kultur teknis : memberantas gulma, menangani persemaian dengan hati-hati.

  1. Busuk buah

    Pengendalian kultur teknis : dengan jarak tanam yang cukup, membersihkan gulma, dan segera menghilangkan buah yang terinfeksi.

    Pengendalian kimiawi : menggunakan fungisida.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

    Berdasarkan kegiatan pengamatan hama dan penyakit penting tanaman cabai di tegalan daerah Ngijo, Karangploso, Malang dapat diketahui beberapa macam hama dan penyakit penting pada tanaman cabai, antara lain:

    1. Hama: Thrips (Thrips parvispinus), Kepik Hijau (Nezara viridula), Kutu daun persik (Myzus persicae), Tungau (Tetranyhus innabarinus Boisd)
    2. Penyakit: Bercak daun (Cercospora capsici), bercak bakteri (campestris p.v. vesicatoria), antraknosa (Colletotrichum capsici), embun tepung (Leveilluca taurica), Mosaik keriting (Cuxumber Mosaik Virus), busuk buah (Phytophtora capsici).

    Dengan mengetahui jenis dan gejala-gejala tanaman yang terserang hama dan penyakit maka dapat dicari jalan keluar sesuai dengan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), antara lain: intercropping, penggunaan mulsa plastik perak, sanitasi dari sisa-sisa tanaman yang terserang, penyulaman tanaman muda yang terserang, penggunaan pestisida alami, dan penggunaan pestisida kimia sesuai dosis anjuran.

3.2 Saran

    1. Sebaiknya pada saat kegiatan pengamatan HPPT dan PPPT didampingi oleh asisten masing-masing kelompok.

    2. Kegiatan praktikum HPPT dan PPPT dapat dilaksanakan secara bersama-sama dengan peserta praktikum DPT kelompok lain.

    3. Seharusnya diberikan modul praktikum.


    DAFTAR PUSTAKA

    Anonymous, 2009. http://www. insektrigeteng.htm. verified at November 16th 2009.

    Anonymous, 2009. http:// hama-tanaman-cabai.html. verified at November 16th 2009.

      Duriat, A.S. dan S. Sastrosiswojo.1995. Pengendalian hama dan penyakit terpadu pada agribisnis cabai.Jakarta:Penebar Swadaya.

      Joko, S dan Wibisono I.2007. Hama dan Penyakit Tanaman Sayuran.Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama.


LAMPIRAN

(FOTO OBSERVASI)

Observasi Hama dan Penyakit Cabai

di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso

Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini. Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.

Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini. Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.

Hama dan Penyakit Tanaman Hasil Observasi

di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso

Busuk Buah Mosaik Keriting

Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini. Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.

Embun Tepung Bercak Bakteri

Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini. Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.

Bercak Daun Antraknosa

Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini. Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.

Beberapa Hama Cabai

This entry was posted on Sabtu, 02 Januari 2010 at 18.12 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 komentar

Posting Komentar